IKIGAI Based Interview, Pernah Coba?
Bagi sebagian orang, ikigai merupakan konsep yang sudah tak asing lagi. Konsep ini cenderung familiar di kalangan “anak muda” yang sedang mengalami masa-masa pencarian jati diri. Terminologi ikigai ini seringkali digunakan untuk menggambarkan ide mengenai kebahagiaan dalam kehidupan di tengah tekanan hidup dan pekerjaan. Lebih lengkapnya, ikigai adalah sebuah konsep Jepang yang menggambarkan tentang life purpose atau makna kehidupan, yang seringkali diekspresikan sebagai alasan seseorang untuk bangun di pagi hari.
Untuk lebih memahami Ikigai, seringkali konsep ini digambarkan dengan diagram Venn yang mencakup irisan empat hal yaitu: apa yang Anda sukai, apa yang Anda kuasai, apa yang dibutuhkan dunia , dan apa imbalan yang Anda dapatkan. Dengan kata lain, ikigai merupakan satu titik yang mencakup empat poin di atas, yang mengarah pada satu konklusi.
Ketika menemukan ikigai, seseorang akan lebih bersemangat dan termotivasi untuk menjalankan aktivitasnya, termasuk aktivitas pekerjaannya yang dianggap sebagai sesuatu yang bermakna. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya pemahaman mengenai kenapa mereka melakukan suatu hal, apa tujuannya, dan kenapa hal tersebut bermakna dalam kehidupannya. Dengan demikian, seseorang akan memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi meskipun menghadapi tekanan yang tinggi dalam kehidupan pekerjaannya.
TOPICS
Lalu apa hubungannya ikigai dengan interview?
Jika mencoba untuk menelusuri ikigai di search engine, akan ditemukan ada sangat banyak pembahasan terkait ikigai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan personal. Namun siapa sangka, ternyata hal ini juga bisa diaplikasikan dalam proses PDKT ketika interview loh. Bahkan, jika melakukan interview berdasarkan ikigai, akan sangat banyak informasi yang dapat digali dan bermanfaat untuk mengenali kandidat secara lebih ‘intim’. “Wah! kok bisa?”
Jika dirangkum secara lebih singkat, penilaian pada proses interview pada umumnya mencakup 3 hal yaitu kompetensi atau kemampuan teknis kandidat, kesesuaian minat, serta attitude dan kepribadian kandidat. Bukankah sangat relevan dengan poin-poin pada diagram Venn ikigai? Well, here’s why ikigai-based interview is important, and how to make it your ultimate weapon in interview!
1. Ikigai kandidat mendeskripsikan seberapa mereka memahami posisi dan values mereka sendiri
Dengan menggali ikigai kandidat dalam proses interview, recruiter akan lebih mudah untuk mendapatkan gambaran informasi terkait seberapa jauh kandidat mengenali dirinya sendiri, serta mengenali nilai jualnya. Jika kandidat mampu menguraikan gambaran diri serta tujuan hidupnya secara jelas clear, maka akan mempermudah recruiter untuk memahami kandidat yang benar-benar mengetahui dan berminat dengan posisi yang dilamar, atau hanya sekedar ‘iseng-iseng beruntung’.
Hal tersebut penting untuk memprediksikan kesesuaian ikigai kandidat dengan kualifikasi, culture, dan value yang ada di perusahaan. Karena ketika perusahaan dan posisi yang ditawarkan sesuai dengan ikigai kandidat, maka potensi loyalitas kandidat pun akan cenderung lebih tinggi.
2. ‘What is their skills’ menjelaskan seberapa paham mereka atas skill yang dimiliki
Informasi ini adalah salah satu poin fundamental yang menggambarkan relevansi antara kualifikasi yang dibutuhkan pada posisi yang dilamar dengan apa yang dikuasai oleh kandidat. Selain untuk melihat kesesuaikan kandidat secara kompetensi, hal tersebut juga bermanfaat untuk menilai seberapa jauh kandidat mempersiapkan diri, memperhatikan dan memahami requirement yang telah disampaikan oleh recruiter, seberapa jauh kandidat memahami nilai jual dan potensi dalam dirinya sendiri, serta ‘menjual’ skill yang mereka miliki. Singkatnya, they really know what they can bring to the table.
Berikan kesempatan pada kandidat untuk ‘mempromosikan’ keahlian-keahlian yang dimilikinya, baik yang relevan dengan posisi yang dituju, maupun yang tidak berhubungan secara langsung. Selain untuk melihat kesesuaian dengan kualifikasi yang dibutuhkan, hal ini juga bermanfaat untuk melihat potensi-potensi kandidat yang dapat dikembangkan kedepannya dalam career mapping.
3. ‘What they love’ memperlihatkan seberapa besar mereka akan menikmati dan terlibat dalam pekerjaan
Dengan mengetahui apa yang disukai oleh kandidat, recruiter dapat memprediksikan kesesuaian kandidat dengan jenis pekerjaan yang dilamar. Apabila kandidat memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi dengan posisi tersebut, maka work engagement kandidat pun akan cenderung lebih tinggi. Ketika work engagement kandidat tinggi, maka kandidat akan cenderung lebih terbuka untuk melakukan hal yang lebih invest more dan menunjukkan performance yang baik, because they love their job.
4. ‘What they can be paid for’ menjelaskan seberapa concern mereka terkait gaji
Tentu saja semua kandidat mengharapkan mendapat imbalan nominal yang setimpal dari jasa mereka ketika bekerja nanti. Namun, bukankah prioritas kandidat dalam memilih pekerjaan pun sangat bervariasi? Beberapa kandidat bahkan lebih mengutamakan kesempatan untuk self development atau aspek lainnya dibandingkan gaji yang tinggi ketika bekerja.
Dengan memberikan beberapa pilihan prioritas kandidat dalam memilih pekerjaan, recruiter dalam menggali informasi terkait seberapa sesuai kandidat dengan salary yang ditawarkan perusahaan, serta how to retain them in the future. Apakah kandidat tersebut lebih berorientasi pada gaji? Kenyamanan? Atau lebih memprioritaskan self development?
Tidak berhenti sampai di sana, informasi ini juga bermanfaat untuk melihat kesesuaian kandidat dengan value perusahaan loh! Beberapa perusahaan lebih memilih kandidat yang memiliki value yang sama, seperti being impactful to their environment, instead of berorientasi pada besaran nominal yang diberikan. Jika perusahaan Anda memiliki value demikian, bukankah pertanyaan terkait prioritas ini akan mempermudah untuk memilih kandidat yang memiliki visi yang sama?
5. ‘What the world needs’ menjelaskan kepedulian kandidat terhadap internal customer
Salah satu poin pada diagram Venn ikigai adalah menggambarkan apa yang diinginkan oleh dunia. Apabila kandidat memiliki keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan lingkungannya dalam hal pekerjaan, bukankah ini adalah sinyal yang baik?
Setiap karyawan memiliki customer internal dalam pekerjaannya. Dalam hal ini customer internal dapat diartikan sebagai pelanggan yang ada di dalam perusahaan yang akan mendapatkan output dari pekerjaan yang dihasilkan oleh suatu departemen atau divisi lain, atau kepada siapa suatu departemen akan memberikan hasil dari pekerjaannya. Dengan adanya kesadaran kandidat untuk memenuhi kebutuhan lingkungannya dalam hal pekerjaan, maka kandidat akan cenderung berusaha untuk bekerja secara customer oriented sehingga sesuai dengan standar yang diharapkan. So it’s important to know their need to fulfilled their customer’s need.
Dengan melakukan ikigai based interview, recruiter pun dapat melatih dan mendorong kandidat untuk dapat menemukan kualitas serta tujuan hidupnya secara lebih terarah. Terlepas dari lolos atau tidaknya kandidat, kandidat akan dapat mempelajari poin-poin penting yang perlu mereka refleksikan berdasarkan aspek-aspek yang ditanyakan ketika interview. Ingin tahu pertanyaan apa saja yang bisa disampaikan ke kandidat? Kalibrr sudah membuat rangkumannya dalam E-book terbaru Kalibrr.
Jika mereka ternyata bukan kandidat yang Anda cari, at least you can provoke their insight for their future endeavours, right?
Belum ada komentar yang tersedia!