Related items based on your search keywords will be listed here.

Home>For Employer > Economic boom : Tanda Pulihnya Perekonomian?
For Employer

Economic boom : Tanda Pulihnya Perekonomian?

Karina

August 22 • 5 min read

Satu setengah tahun sudah, pandemi covid 19 hadir di dunia. Pengaruhnya terhadap ekonomi bukan hanya signifikan tetapi juga masif, seluruh industri terdampak.

Perkiraan yang mengasumsikan bahwa negara – negara maju akan mencapai keberhasilan vaksinasi serta pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang diantisipasi untuk secara substansial mengurangi kasus baru, nyatanya hal ini masih menjadi ketidakpastian yang cukup besar ditambah lagi pemulihan di banyak negara terhambat oleh kebangkitan kembali COVID-19, vaksinasi yang tidak merata.

Tetapi setelah sisi gelap hadir tentu terdapat sisi terang yang menjadi harapan dari adanya musibah ini. Perkiraan perkembangan ekonomi telah diteliti dan ekonomi akan membaik seiring berjalannya waktu. akan memperbaiki kondisi ini. Tanda – tanda kegiatan ekonomi meningkat, dan anggaran – anggaran menunggu untuk dialokasikan ketika virus perlahan berhasil dihilangkan.

Dalam laman Nytimes dikemukakan bahwa ekonomi AS masih terpuruk dalam musim dingin ini karena pandemi, dengan banyak etalase toko yang tutup, tingkat pengangguran yang tinggi, dan pertumbuhan pekerjaan yang lamban. Tetapi di Wall Street dan di Washington, perhatian beralih ke prospek yang menarik dan tidak jelas yakni economic boom atau ledakan pasca-Covid.

Para peramal atau forecasters selalu memperkirakan pandemi akan diikuti oleh periode pertumbuhan yang kuat ketika bisnis dibuka kembali dan orang – orang  melanjutkan aktivitas normal mereka. Jadi economic boom dapat dipahami dengan fase ekspansi dan puncak dari siklus bisnis. Hal ini juga dikenal sebagai masa naik dan tumbuhnya perekonomian. Namun dalam beberapa pekan terakhir, para ekonom mulai berbicara tentang sesuatu yang lebih kuat seperti rebound supercharged yang menurunkan pengangguran, menaikkan upah, dan dapat mendorong pertumbuhan yang lebih kuat selama bertahun – tahun. Sayangnya, rebound diperkirakan tidak merata di seluruh negara, walaupun ekonomi utama tampaknya akan mencatat pertumbuhan yang kuat.  Pertumbuhan global diperkirakan akan meningkat menjadi 5,6% tahun ini, dan sebagian besar didorong oleh kekuatan ekonomi utama seperti Amerika Serikat dan China.

Terdapat beberapa petunjuk yang mengisyaratkan bahwa ekonomi telah kembali pulih, seperti penjualan ritel yang melonjak bulan – bulan lalu serta tingkat pengangguran telah menurun dari awal Januari, meskipun tetap tinggi. Langkah – langkah investasi bisnis juga telah meningkat, yang menjadi tanda kepercayaan dari para pemimpin perusahaan.

Beberapa ekonom memperkirakan akan ada kenaikan yang lebih kuat. Ekonom di Goldman Sachs memperkirakan bahwa ekonomi akan tumbuh 6,8% tahun ini dan bahwa tingkat pengangguran akan turun menjadi 4,1% pada Desember, yakni tingkat yang membutuhkan waktu delapan tahun untuk dicapai setelah resesi terakhir. Lalu di Asia, ekonomi China yang tahun lalu tidak mengalami kontraksi diperkirakan akan tumbuh kuat 8,5% dan moderat karena fokus negara bergeser untuk mengurangi risiko stabilitas keuangan.

Menghadapi hal ini, pembuat kebijakan atau pemerintah negara perlu memupuk pemulihan ekonomi dengan langkah – langkah fiskal dan moneter sambil tetap memperhatikan menjaga stabilitas keuangan. Kebijakan harus mengambil pandangan panjang, menghidupkan kembali sumber daya manusia, memperluas akses ke konektivitas digital, dan berinvestasi dalam infrastruktur hijau untuk mendorong pertumbuhan di sepanjang jalur yang hijau, tangguh, dan inklusif. Diperlukan koordinasi global untuk mengakhiri pandemi melalui vaksinasi yang meluas dan pengelolaan makroekonomi yang cermat untuk menghindari krisis saat ini.

Share Via:

About The Writer

Hello, my name is Karina and I work as a freelance contributor at Kalibrr. I enjoy reading self-improvement books and working out. More about Karina

Comments (0) Post Comment

No comment available yet!