Hal Penting yang Perlu Diketahui Tentang Blind Hiring
Segala jenis bias, baik yang disengaja maupun tidak, akan memberikan dampak yang kurang baik ke dalam proses rekrutmen. Ketika rekruter maupun hiring manajer membawa subyektif mereka masing-masing mulai dari proses screening, shortlisting applicants, interview dan mengambil keputusan di akhir proses rekrutmen, maka kemungkinan besar akan terjadi bias yang menyebabkan perusahaan kehilangan kandidat potensial lainnya yang mendaftar.
Perusahaan-perusahaan dari berbagai industri telah berusaha untuk meminimalisir, bahkan bertekad untuk menghilangkan terjadinya bias dalam proses rekrutmen dengan serius. Perusahaan ternama seperti HSBC, Deloitte, BBC, dan Google telah mengimplementasikan teknik rekrutmen baru yang dipercaya akan meminimalisir terjadinya bias dalam rekrutmen yang disebut dengan Blind Hiring.
TOPICS
Apa itu Blind Hiring?
Ketika mendengar istilah Blind Hiring, mungkin sebagian dari Anda belum familiar dengan istilah ini. Mari kita bahas dari yang paling dasar, yakni pengenalan singkat tentang Blind Hiring.
Blind Hiring adalah teknik dalam proses rekrutmen yang bisa mengurangi terjadinya bias dengan menghilangkan informasi seperti nama, jenis kelamin, agama, atau latar belakang sosial kandidat. Blind Hiring juga akan menghilangkan informasi yang berhubungan dengan kualifikasi akademik atau pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan oleh kandidat, yang artinya bahwa setiap kandidat akan di-test dan dinilai sesuai dengan skill mereka, bukan dari mana mereka berasal.
Secara teoritis, ketika karakteristik yang dapat menyebabkan munculnya bias dalam proses rekrutmen dihilangkan, maka perusahaan dapat menjamin untuk bisa memilih kandidat yang memiliki kualitas terbaik untuk mengisi posisi lowong yang mereka buka. Sebenarnya, bias dalam rekrutmen sudah bisa diatasi dengan kehadiran Applicants Tracking System (ATS) seperti yang pernah dijelaskan dalam artikel Mengurangi “Bias” dengan Teknologi Al dalam Recruitment 4.0. Tetapi, kemunculan Blind Hiring sangat dimungkinkan untuk bisa mengurangi hingga menghilangkan bias dengan lebih baik lagi. Jika hal ini diterapkan dengan baik, maka Blind Hiring dapat meningkatkan keragaman ke dalam perusahaan dan juga membantu perusahaan dalam membuat proses rekrutmen yang lebih kuat lagi.
Blind Hiring sebagian besar digunakan pada saat proses screening; termasuk dalam menghapus nama, alamat, dan latar belakang pendidikan kandidat. Data mengenai keterampilan biasanya diperoleh dari assessment yang telah disediakan, dan kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan tolak ukur yang telah ditentukan oleh perusahaan sebelumnya.
Jadi, bagaimana cara mengimplementasikan Blind Hiring?
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan Blind Hiring ke dalam proses rekrutmen di perusahaan Anda. Beberapa diantaranya, yaitu:
1. Gunakan deskripsi pekerjaan yang inklusif
Jika Anda ingin meningkatkan keberagaman di dalam perusahaan Anda, mulailah dari awal proses rekrutmen dilakukan. Hal ini bisa diwujudkan dengan membuat deskripsi pekerjaan yang inklusif, atau mendeskripsikan dengan jelas apa saja job description yang dilakukan dan kualifikasi seperti apa yang dibutuhkan, untuk bisa mendorong kandidat untuk tertarik melamar di posisi yang sedang terbuka tersebut.
Hindarilah menyebutkan gender ke dalam job description jika memang gender tidak terlalu menjadi masalah untuk posisi yang sedang terbuka. Akan lebih baik jika Anda menggunakan kata “kandidat ideal” dibandingkan menyebutkan gender secara jelas. Sebisa mungkin untuk menghindari term yang menyinggung bias gender.
2. Jangan hanya terfokus pada informasi akademik
Menjadi lulusan dengan nilai IPK yang tinggi mungkin akan tampak menjadi salah satu faktor yang menguatkan resume kandidat, tetapi hal ini tidak selamanya bisa memprediksi kesuksesan dalam pekerjaan, begitu pula dengan sebaliknya. Kandidat yang memiliki IPK rendah juga bukan berarti tidak mampu untuk melakukan suatu pekerjaan.
Daripada hanya terfokus pada nilai akademik dari si kandidat, lebih baik untuk mempertimbangkan keterampilan yang dimiliki oleh si kandidat tersebut. Blind Hiring akan lebih baik ketika detail akademik disembunyikan terlebih dahulu dalam proses rekrutmen. Anda bisa menyimpan informasi spesifik seperti apa yang dipelajari oleh kandidat, tetapi jangan memunculkan nama atau tahun kelulusan yang dapat memberi petunjuk tentang usia si kandidat tersebut.
3. Kumpulkan data yang relevan mengenai skill kandidat
Dengan menggunakan pre-employment assessment, Anda akan memiliki data terkini tentang skill yang dimiliki oleh kandidat yang mendaftar, seperti soft skills tentang integritas, karakteristik kepribadian mereka, atau bahkan preferensi budaya perusahaan mereka. Memiliki kandidat yang menyelesaikan assessments selama proses rekrutmen dapat memberikan Anda informasi yang lebih akurat mengenai skills kandidat untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan Anda. Selain itu, Anda juga dapat melakukan penilaian secara anonim.
Jika Anda tertarik untuk menggunakan assessment ke dalam bagian dari proses rekrutmen, Kalibrr bisa menjadi salah satu pilihan terbaik untuk mewujudkannya. Dimana Kalibrr memiliki fitur assessment yang sesuai dengan spesialisasi para kandidat, dan dapat menggantikan psikotes yang lumrah dilakukan pada proses rekrutmen konvensional. Setelah kandidat mengisi assessment, akan ada skor yang muncul dan bisa dijadikan sebagai referensi untuk para rekruter. Jadi, keuntungan dari assessment ini bukan hanya untuk kandidat saja, melainkan untuk para rekruter juga.
4. Hindari social media pre-screening
Menyeleksi kandidat dengan melakukan social media pre-screening mungkin sudah menjadi tren rekrutmen di era sekarang ini. Sayangnya, dengan melakukan hal ini, Anda akan mendapatkan sangat banyak informasi pribadi mengenai si kandidat tersebut. Melakukan social media pre-screening biasanya akan memicu terjadinya bias dalam proses rekrutmen.
Tetapi sebenarnya, melakukan social media pre-screening tidak selamanya berpotensi negatif, karena proses ini justru akan membantu Anda untuk bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena biasanya, apa yang terlihat di social media mencerminkan bagaimana seseorang berperilaku di kehidupan mereka, walaupun memang tidak bisa dijustifikasi sedemikian rupa untuk setiap orang. Jadi, Anda tidak perlu benar-benar menghilangkan proses ini dari bagian proses rekrutmen Anda, tetapi akan lebih baik jika proses ini dilakukan setelah selesai melakukan interview pertama.
5. Edukasi tim rekrutmen tentang bias yang mungkin terjadi
Teknik seperti Blind Hiring dapat membantu mengurangi terjadinya bias dalam proses rekrutmen, tetapi teknik ini tidak akan berjalan efektif jika tim HR masih menjalankan proses tersebut dengan bias, baik itu disengaja maupun tidak. Maka dari itu, perlu untuk mengedukasi tim HR Anda tentang bias yang mungkin terjadi di dalam proses rekrutmen dan apa saja akibat yang mungkin terjadi dengan adanya bias tersebut.
Anda mungkin bisa mengedukasi dengan memberikan pelatihan dan lainnya. Berikan informasi juga kepada mereka bagaimana mengurangi terjadinya bias mulai dari proses rekrutmen berjalan hingga akhir.
Blind Hiring adalah cara yang relatif mudah untuk mengurangi terjadinya bias dalam proses rekrutmen. Namun, Blind Hiring bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Meskipun menghapus informasi dasar mengenai kandidat dari resume adalah awal yang baik, bagi sebagian perusahaan hal tersebut justru yang sangat dibutuhkan.
Meski begitu, Blind Hiring bisa sangat bermanfaat bagi perusahaan Anda untuk menemukan kandidat potensial yang tidak terlihat sebelumnya. Cobalah hal-hal baru dan bereksperimen dengan metode yang berbeda, agar bisa menentukan teknik seperti apa yang paling cocok untuk perusahaan Anda.
Jika Anda masih menemukan kesulitan dalam menemukan top talent untuk mengisi posisi lowong yang terbuka di perusahaan Anda, cobalah beralih ke Kalibrr sekarang, karena Kalibrr menyediakan fitur-fitur yang akan memudahkan proses rekrutmen Anda. Selain itu, kandidat yang mendaftar di Kalibrr juga kandidat yang memiliki kualifikasi mumpuni, Anda tentunya bisa menemukan kandidat terbaik dalam waktu yang lebih cepat! Selain efektif, proses rekrutmen juga akan jadi lebih efisien. Jadi, tunggu apalagi?
Belum ada komentar yang tersedia!