Poin Penting dalam Beri Pengalaman Terbaik untuk Kandidat
Memasuki dekade yang baru, proses rekrutmen pun juga mengalami perubahan. Kini, pengalaman rekrutmen kandidat menjadi poin yang penting dan patut diterapkan dalam setiap proses rekrutmen kandidat. Kandidat pun mulai melihat pengalaman rekrutmen sebagai salah satu poin yang dapat menarik minat mereka untuk melamar di sebuah perusahaan dan pengalaman rekrutmen yang dialami seorang kandidat bisa mempengaruhi kandidat lainnya dalam mengambil keputusan untuk melamar atau menerima tawaran pekerjaan disebuah perusahaan.
Faktanya, rekrutmen itu bukan hanya sekadar rekruter mencari kandidat yang tepat untuk posisi di perusahaan. Rekrutmen merupakan proses dua arah, di mana kandidat juga melihat nilai yang ditawarkan perusahaan dan cocok dengan keinginan kandidat. Kandidat kini juga lebih “pemilih” dalam mencari pekerjaan yang sesuai dan dianggap dapat memberikan manfaat sepadan dengan manfaat yang telah diberikan untuk perusahaan.
Ada sebuah survei yang dibuat oleh Career Builder menyebut 4 dari 5 kandidat percaya bahwa pengalaman rekrutmen merupakan indikator solid yang membuat kandidat bisa melihat bagaimana sebuah perusahaan menghargai pekerjanya. Sedangkan, 83 persen kandidat menyatakan bahwa ulasan buruk tentang pengalaman rekrutmen sebuah perusahaan dapat merusak persepsi mereka akan perusahaan tersebut dan tidak jadi melamar.
Krusialnya pengalaman rekrutmen kandidat membuat rekruter harus benar-benar memperhatikan dan menjaga proses rekrutmen agar menghasilkan pengalaman rekrutmen yang baik bagi kandidat. Poin-poin apa saja yang harus diperhatikan oleh rekruter dalam memberi pengalaman rekrutmen terbaik bagi kandidatnya?
TOPICS
1. Pastikan posisi lowongan kerja benar-benar dibutuhkan
Sebelum membuat lowongan kerja, ada baiknya rekruter membuat perencanaan rekrutmen yang matang seperti lewat identifikasi kesenjangan kualifikasi dan kebutuhan posisi kosong yang butuh untuk diisi dan siapa yang kandidat yang dicari. Identifikasi kesenjangan kualifikasi dan kebutuhan juga bisa membantu rekruter untuk menentukan kandidat dengan kualifikasi dan kebutuhan seperti apa yang dicari dan dibutuhkan perusahaan, untuk menghindari kelebihan rekrutmen.
2. Kualifikasi dan deskripsi yang jelas tentang lowongan
Buat deskripsi lowongan pekerjaan dengan kata-kata yang mudah dimengerti serta singkat. Tidak perlu untuk memasukkan seluruh kualifikasi dan kemampuan yang diharapkan dalam lowongan pekerjaan, cukup masukkan yang terutama dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Jangan lupa tuliskan kualifikasi dan deskripsi lowongan pekerjaan dengan struktur yang mudah dibaca dan tidak bertele-tele.
3. Permudah proses pengisian aplikasi lamaran
Buat lowongan pekerjaan yang dibutuhkan perusahaan mudah untuk ditemukan, pastikan dalam lowongan pekerjaan, rekruter menjelaskan dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk pengajuan aplikasi lamaran. Jika memungkinkan, rekruter bisa membantu mempermudah kandidat dalam melamar sebuah posisi tanpa harus melakukan sign up dalam situs perusahaan, dan pastikan proses aplikasi lamaran dapat diakses lewat ponsel.
4. Buat jadwal interview yang mengakomodasi kandidat
Hal ini sangat bermakna bagi kandidat yang sudah memiliki pekerjaan sebelumnya. Bagi kandidat yang sudah bekerja, mencari waktu kosong untuk melakukan interview merupakan sesuatu yang sulit. Jadi, jika memungkinkan, ada baiknya rekruter bisa memberikan toleransi waktu dan negosiasi waktu terhadap kandidat.
5. Jangan buat kandidat panik
Proses rekrutmen seringkali menjadi waktu-waktu yang menegangkan bagi kandidat, apalagi untuk mereka yang fresh graduate. Pastikan pertanyaan rekruter tidak terlalu menekan kandidat dan menyudutkan kandidat. Jangan lupa, selalu berikan kabar kepada mereka di hari H proses wawancara dan jangan biarkan mereka menunggu terlalu lama di ruangan sendiri tanpa ada kabar (baik interview on-site atau interview online).
Jangan lupa, hal ini cukup krusial bagi pengalaman rekrutmen yang baik untuk kandidat: berikan kabar follow-up kepada kandidat. Entah kabar tersebut merupakan kabar baik bahwa kandidat berhasil terpilih menjadi pekerja di perusahaan atau kabar buruk yang menyatakan bahwa kandidat gagal menjadi yang terpilih. Perhatikan intonasi dan pemilihan kalimat ketika mengabarkan kabar follow-up kepada kandidat.
Jika Anda merasa tidak nyaman dalam mengabarkan kabar penolakan, artikel ini bisa membantu Anda untuk dapat menyusun kata-kata dan juga penyampaian pesan kepada kandidat yang gagal lolos.
Belum ada komentar yang tersedia!