Item terkait berdasarkan kata kunci pencarian Anda akan dicantumkan di sini.

Beranda>For Jobseeker > Gaji UI/UX Designer di Jakarta, Bandung & Surabaya: Menjanjikan & Bisa Tembus 2 Digit!
For Jobseeker

Gaji UI/UX Designer di Jakarta, Bandung & Surabaya: Menjanjikan & Bisa Tembus 2 Digit!

Finisha

Juni 11 • 10 menit membaca

Pernahkah kamu merasa nyaman ketika memakai suatu aplikasi? Tampilannya rapi, navigasinya jelas, dan semuanya terasa mudah. Itu bukan kebetulan—itu hasil kerja seorang UI/UX Designer. Di balik setiap pengalaman digital yang menyenangkan, ada perencanaan desain yang detail: dari UI (User Interface) yang visualnya menarik, hingga UX (User Experience) yang memastikan alur penggunaan terasa intuitif.

Di tengah arus transformasi digital, profesi UI/UX Designer makin krusial. Bukan cuma dibutuhkan oleh perusahaan teknologi, tapi juga oleh sektor-sektor industri yang sedang beralih ke ranah digital. Menariknya, gaji UI/UX Designer kini bisa tembus dua digit—terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dengan peran strategis dan permintaan yang terus meningkat, tak heran jika UI/UX Designer diprediksi jadi salah satu pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat di tahun 2025.

Tapi seberapa besar sih gaji UI/UX Designer di Jakarta, Bandung, dan Surabaya? Nah, kalau kamu lagi menimbang karier di bidang ini, artikel ini akan bantu kamu mendapatkan gambaran secara menyeluruh, lengkap dengan faktor-faktor yang bisa memengaruhi besaran gaji.

Baca Juga: 7 Pekerjaan IT yang Paling Dibutuhkan Tahun 2025

Apa Itu UI/UX Designer?

UI/UX Designer adalah profesional yang bertanggung jawab merancang tampilan (interface) dan pengalaman pengguna (user experience) dari sebuah produk digital—mulai dari aplikasi mobile, website, hingga platform digital lainnya.

  • UI (User Interface) Designer fokus pada aspek visual dari sebuah produk, seperti layout, warna, tipografi, ikon, dan elemen-elemen grafis lainnya. Tujuannya adalah menciptakan tampilan yang menarik dan konsisten.

  • UX (User Experience) Designer fokus pada bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk. Mereka memastikan alur penggunaan mudah dipahami, nyaman, dan efisien. Proses ini melibatkan riset pengguna, wireframing, user flow, hingga testing.

Dalam praktiknya, banyak perusahaan menggabungkan peran UI dan UX ke dalam satu posisi, yaitu UI/UX Designer, yang dituntut mampu menggabungkan estetika desain dengan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan perilaku pengguna.

 

Gaji UI/UX Designer Tahun 2025: Bisa Tembus 2 Digit?

1. Gaji UI/UX Designer di Jakarta

Sebagai pusat bisnis dan teknologi Indonesia, Jakarta menjadi kota dengan rata-rata gaji tertinggi bagi para profesional di bidang UI/UX.

  • Entry Level: Rp6.000.000 – Rp9.000.000/bulan

  • Mid Level: Rp9.000.000 – Rp15.000.000/bulan

  • Senior Level: Rp15.000.000 – Rp25.000.000+/bulan

Jakarta juga memiliki banyak startup dan perusahaan multinasional yang bersedia memberikan kompensasi lebih tinggi, terutama jika kamu memiliki portofolio yang kuat dan menguasai tools seperti Figma, Adobe XD, dan prinsip-prinsip desain berbasis riset.

2. Gaji UI/UX Designer di Bandung

Bandung dikenal sebagai kota kreatif dan memiliki banyak perusahaan rintisan, agensi digital, dan software house. Meskipun biaya hidup dan UMR di Bandung lebih rendah dibanding Jakarta, gaji UI/UX Designer tetap kompetitif.

  • Entry Level: Rp4.500.000 – Rp7.000.000/bulan

  • Mid Level: Rp7.000.000 – Rp12.000.000/bulan

  • Senior Level: Rp12.000.000 – Rp18.000.000/bulan

Beberapa UI/UX Designer di Bandung juga memilih menjadi freelancer atau bekerja remote untuk klien internasional agar mendapatkan penghasilan lebih tinggi dalam mata uang asing.

3. Gaji UI/UX Designer di Surabaya

Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya memiliki banyak perusahaan lokal, industri manufaktur, serta sektor digital yang mulai berkembang pesat.

  • Entry Level: Rp4.000.000 – Rp6.500.000/bulan

  • Mid Level: Rp6.500.000 – Rp10.000.000/bulan

  • Senior Level: Rp10.000.000 – Rp16.000.000/bulan

Di Surabaya, banyak perusahaan mulai menyadari pentingnya desain antarmuka dan pengalaman pengguna yang baik untuk memenangkan pasar digital.

 

Faktor yang Mempengaruhi Gaji UI/UX Designer

Selain dari lokasi kerja, besaran gaji seorang UI/UX Designer juga dipengaruhi oleh banyak aspek lainnya, seperti:

1. Pengalaman Kerja dan Portofolio

Semakin lama pengalamanmu, maka semakin tinggi nilai yang kamu tawarkan. Seorang UI/UX Designer yang pernah menangani berbagai jenis proyek — dari aplikasi mobile, e-commerce, hingga dashboard sistem internal — akan dinilai lebih kompeten.
Selain itu, portofolio yang solid dapat menjadi senjata utama saat proses negosiasi gaji.

Baca Juga: Panduan Lengkap Membuat Portofolio Kerja yang Menarik dan Efektif

2. Skala dan Jenis Perusahaan

Bekerja di startup dengan tim kecil biasanya memberikan ruang eksplorasi yang besar, namun seringkali dengan kompensasi yang lebih terbatas. Sebaliknya, perusahaan besar atau multinasional cenderung memberikan gaji lebih tinggi, bonus tahunan, dan benefit lain — meskipun peranmu lebih terfokus dan terstruktur.

3. Jenis Produk yang Didesain

UI/UX Designer yang bekerja untuk produk dengan kompleksitas tinggi, seperti SaaS (Software as a Service), e-commerce, produk fintech, atau aplikasi enterprise, biasanya mendapatkan gaji lebih tinggi dibandingkan desainer yang fokus hanya untuk mengerjakan website statis atau landing page. Semakin kompleks dan berdampak produk yang ditangani, semakin tinggi pula tanggung jawab dan kompensasinya.

4. Kemampuan Teknis dan Penguasaan Tools

Menguasai tools standar seperti Figma, Sketch, Adobe XD, dan Protopie sudah menjadi keharusan seorang UI/UX Designer. Namun, jika kamu ingin memiliki nilai tambah, kamu juga harus dapat menguasai hal-hal berikut, antara lain:

  • Pembuatan prototipe interaktif
  • Prinsip design system
  • Dasar front-end (HTML, CSS)
  • Tools kolaborasi seperti Notion, Zeplin, atau Maze

5. Kemampuan Analisis Data dan User Research

UI/UX Designer bukan hanya soal “membuat desain yang keren,” tapi juga soal memberikan solusi terhadap masalah para pengguna.
Desainer yang bisa membaca data pengguna, melakukan usability testing, menyusun user journey map, dan memahami metrik seperti conversion rate atau drop-off rate akan cenderung lebih dihargai karena mereka dianggap dapat menawarkan solusi yang berdampak langsung pada performa bisnis.

6. Kemampuan Komunikasi dan Kolaborasi

Setinggi apa pun tingkat kompetensimu dalam mendesain, namun jika kamu tidak mampu menjelaskan alasan dibalik desain kamu kepada developer atau product manager, maka penilaian mereka terhadap dirimu akan berkurang. UI/UX adalah kerja tim — kamu harus mampu mendengarkan, menyampaikan ide dengan jelas, berkomunikasi dengan baik, terbuka terhadap feedback, serta bekerja lintas divisi. Kemampuan soft skill ini membuat seorang desainer menjadi aset strategis dalam tim serta perusahaan.

 

Sudah siap memulai karier sebagai UI/UX Designer?

Secara kesimpulan, profesi UI/UX Designer semakin dibutuhkan seiring pertumbuhan industri digital di Indonesia. Gaji yang ditawarkan pun cukup menjanjikan, bahkan bisa menembus dua digit terutama di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Namun, besaran gaji tidak hanya ditentukan oleh lokasi, melainkan juga oleh pengalaman kerja, kualitas portofolio, jenis produk yang ditangani, hingga kemampuan teknis dan soft skill.

Jika kamu ingin meningkatkan nilai diri sebagai UI/UX Designer, teruslah mengasah kemampuan desain berbasis riset, kuasai tools industri, serta bangun portofolio yang kuat dan relevan. Dengan kombinasi skill teknis dan kemampuan kolaborasi yang baik, kamu bisa menjadi desainer yang tidak hanya estetik, tapi juga strategis—dan tentunya, dihargai secara profesional. Tunggu apalagi, temukan lowongan UI/UX Designer terbaik di Kalibrr dan mulai langkahmu sekarang!

Artikel dilansir dari Edupedia, Career Foundary, dan Belajarlagi

Bagikan via:

Tentang Penulis

Komentar (0) Kirim Komentar

Belum ada komentar yang tersedia!