Pemulihan Ekonomi Indonesia Di 2021, Optimis!
Siapa yang menyangka akan kehadiran virus COVID-19 dan pandemi yang berlangsung saat ini?
COVID-19 menyebabkan salah satu resesi global paling parah dalam sejarah. Negara – negara maju pun harus berusaha keras untuk kembali ke kondisi semula sebelum covid. Negara – negara berkembang apalagi, termasuk Indonesia. Dalam laman World Bank, ditemukan sekitar 1,8 juta orang menjadi pengangguran antara Februari 2020 dan 2021 dan 2,8 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan di Indonesia.
Tetapi, pemerintah tentunya tidak tinggal diam. Dengan berbagi program dan kebijakan setidaknya pemerintah mampu mengurangi potensi lebih buruk terjadi. Pemulihan ekonomi Indonesia hingga triwulan pertama tahun 2021 relatif bertahap meskipun indikator-indikator utama menunjukkan rebound yang lebih kuat pada triwulan kedua. Risiko pandemi masih tampak besar dengan kasus positif yang meningkat secara signifikan pada bulan Juni. Indonesia tetap rentan terhadap gelombang baru penyebaran COVID-19.
Kabar baiknya, masih ada harapan untuk Indonesia segera pulih dari keterpurukan ini. Perekonomian Indonesia diproyeksikan akan pulih sebesar 4,4% pada tahun 2021 didukung oleh permintaan domestik yang membaik secara bertahap dan dampak positif dari ekonomi global yang lebih kuat (dilansir dari World Bank) . Pertumbuhan dapat meningkat menjadi 5,0% pada tahun 2022 yang didorong oleh berkurangnya ketidakpastian dan asumsi bahwa peluncuran dan pendistribusian vaksin akan merata pada kuartal keempat tahun 2021. Namun, ketidakpastian tetap sangat tinggi.
Dalam laman World Bank juga dijelaskan bagaimana Indonesia dapat meningkatkan produktivitas dalam rangka pemulihan ekonomi yakni :
- Mempercepat pertumbuhan produktivitas secara menyeluruh dengan promosi, perdagangan, dan investasi.
- Melengkapi tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan dengan produktivitas yang lebih tinggi dengan meningkatkan pembelajaran dan sistem pengembangan tenaga kerja.
- Membawa lebih banyak perempuan ke dalam angkatan kerja dan mengurangi kesenjangan pendapatan antara laki-laki dan perempuan, termasuk dengan mengembangkan layanan perawatan anak dan lansia.
- Mengurangi kehilangan pekerjaan selama krisis dengan mempertahankan program retensi pekerjaan yang memadai. Menyertakan program bantuan sosial, pelatihan, dan pelatihan ulang untuk pekerja yang terkena dampak
Seraya mendukung cara di atas, Bank Indoensia juga sebelumnya telah melakukan pertemuan Tahunan Bank Indonesia ditahun 2020 lalu bertajuk “Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi” di Jakarta. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI) optimistis pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud dengan memperkuat sinergi melalui prasyarat dan 5 strategi.
Pada acara yang diselenggarakan virtual tersebut, perry Warjiyo menyebut prasyarat pemilah ekonomi ini adalah vaksinasi bersama dengan disiplin mengikuti protokol COVID-19. Dengan 5 strategi respons kebijakan yakni :
- Membuka sektor-sektor yang produktif dan aman
- Mempercepat stimulus fiskal (realisasi anggaran)
- Meningkatkan kredit dari permintaan dan sisi penawaran
- Kebijakan stimulus moneter dan makroprudensial
- Digitalisasi ekonomi dan keuangan khususnya UMKM.
Pemerintah dan seluruh warga tentunya berharap pandemi covid – 19 ini dapat segera selesai dan keadaan kembali membaik seperti sedia kala. Usaha pun sudah dikerahkan sekuat tenaga, saatnya berdoa dan berharap akan adanya titik terang untuk kondisi ini.
Hope is important because it can make the present moment less difficult to bear. If we believe that tomorrow will be better, we can bear a hardship today – Thich Nhat Hanh
Belum ada komentar yang tersedia!