Related items based on your search keywords will be listed here.

Home>For Jobseeker > 5 Nilai Leadership yang Dapat Dipetik dari Pandemi
For Jobseeker

5 Nilai Leadership yang Dapat Dipetik dari Pandemi

Karina

January 22 • 7 min read

Bergantinya tahun dari 2020 ke 2021 nyatanya tidak serta merta membasmi pandemi virus COVID-19 yang mulai mewabah di awal tahun 2020. Malah, bergantinya tahun dan liburan akhir tahun 2020 membuat penularan virus semakin masif. Angka infeksi pun melonjak drastis dan membuat Indonesia dan beberapa negara di berbagai belahan dunia kembali menerapkan pembatasan aktivitas parsial dan total demi menanggulangi persebaran virus.

Krisis akibat pandemi yang nampaknya belum berkesudahan ini pun berbeda dengan krisis-krisis yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Sebut saja krisis ekonomi 2008. Bisnis dan ekonomi pun terdampak langsung akibat pandemi yang berkepanjangan. Consumer behaviour dan values pun mulai terlihat bergeser dan berdampak signifikan pada bisnis.

 

Walaupun sudah setahun lewat sejak penyebaran virus COVID-19 pertama kali ditemukan dan meluas ke seluruh muka bumi, dunia pun belum terlalu berhasil beradaptasi. Pekerja masih mengkhawatirkan posisi mereka di perusahaan dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan penyesuaian yang wajib diikuti.

Banyak ketakutan-ketakutan serta kekhawatiran pekerja yang belum terjawab hingga sekarang, seperti apakah bisnis dan ekonomi mampu untuk kembali bangkit setelah pandemi? Apakah posisi mereka akan tetap bertahan? Apakah mereka akan selamanya bekerja dari rumah?

Sebagai pemimpin, Anda pun dituntut untuk dapat mengatasi rasa khawatir dan ketakutan pekerja. Pemimpin diharapkan dapat menenangkan pekerja dan mampu mengelola pekerja jarak jauh dan mempersiapkan kehidupan new normal yang mungkin saja terjadi setelah pandemi berakhir.

Lantas nilai-nilai kepemimpinan apa saja yang selayaknya dipetik dari pandemi COVID-19 dan diadopsi dimiliki seorang pemimpin untuk waktu ke depannya?

1. Mengutamakan keamanan dan kesehatan pekerja

Pandemi membuat masyarakat sadar akan pentingnya memprioritaskan kesehatan dan keamanan dalam bekerja. Salah satu perusahaan yang telah mengutamakan keamanan dan kesehatan pekerja adalah IBM.

Kini, para pemimpin perusahaan pun menyadari betapa pentingnya kesehatan serta keamanan dari pekerjanya dan memprioritaskan kedua hal ini untuk pekerjanya. Jika perusahaan tidak mampu membatasi ruang lingkup pergerakan pekerjanya, HR leader dan manajemen leader bisa menyebarkan informasi tentang tips-tips menjaga kesehatan dan keamanan selama beraktivitas secara reguler lewat media sosial atau email broadcast. Harapannya adalah pemimpin dapat membantu kinerja tenaga kesehatan dan pemerintah untuk menahan laju penyebaran virus COVID-19 lewat pekerjanya.

 

2. Transparansi dan komunikasi penting untuk pekerja

Banyak penelitian yang menunjukkan, sejak pandemi COVID-19 dan berpindahnya pekerja dari bekerja di kantor jadi bekerja di rumah, mereka merasakan kurangnya informasi dan komunikasi yang dibina oleh perusahaan.

Padahal, transparansi dan komunikasi dari pemimpin dan perusahaan merupakan dua hal terpenting bagi pekerja untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Transparansi dan komunikasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman bagi pekerja, yang nantinya akan berdampak pada semakin positifnya performa mereka di lapangan.

 

3. Fokus pada budaya kerja

Lebih daripada waktu-waktu sebelumnya, masyarakat akan semakin aware dengan budaya kerja yang dibangun oleh sebuah perusahaan. Apakah budaya kerja tersebut hanya tertulis di atas kertas atau memang benar-benar dipraktekkan.

Tempat kerja dengan budaya kerja yang baik bisa menghindarkan perusahaan dari krisis. Pemimpin bisa mencari tahu budaya kerja seperti apa yang cocok untuk pekerja lewat diskusi dengan pekerja. Lakukan perbaikan jika budaya kerja yang ada sekarang dianggap kurang baik oleh pekerja.

4. Emotional intelligence

Alih-alih terkesan diam dan tidak peduli, seorang pemimpin harus over-communicate di situasi yang tidak menentu seperti sekarang. Kembangkan keterampilan untuk berempati pada pekerja dan komunikasi dua arah agar pemimpin lebih memahami situasi yang dihadapi pekerja.

Pertanyaan seperti bagaimana kabarmu, bagaimana cara perusahaan dapat membantu Anda selama situasi yang sulit ini, atau apa yang Anda harapkan dari perusahaan di situasi seperti ini, bisa jadi pembicaraan pembuka antara pemimpin dengan pekerjanya.

 

5. Bangun nilai 5 P

Nilai 5 P adalah people, product, progress, passion, dan persistance. Sebagai pemimpin, Anda harus bersiap untuk mengambil keputusan bijak di waktu yang sempit. Nilai 5 P bisa membantu pemimpin dalam mempertimbangkan keputusan yang bijak.

Pikirkan dan buatlah strategi yang dapat mempersiapkan pekerja untuk kembali menyambut situasi stabil dan perekonomian yang kembali pulih.

Pandemi terbukti menjadi ajang untuk menguji ketahanan dan kesabaran manusia dalam menghadapi tantangan dan rintangan hidup, termasuk pekerja dan pemimpin. Situasi yang masih belum juga stabil membuat langkah yang diambil oleh seorang pemimpin haruslah dapat mengakomodir pekerja dan juga klien atau customer.

Gunakan waktu ini sebagai kesempatan untuk kembali menyelaraskan misi, visi, dan nilai pemimpin dengan kebahagiaan dan kebutuhan pekerja.

Tetap semangat dan menginspirasi pekerja!

 

Artikel dilansir dari Fast Company, Vantage Circle, dan Forbes.

Share Via:

About The Writer

Hello, my name is Karina and I work as a freelance contributor at Kalibrr. I enjoy reading self-improvement books and working out. More about Karina

Comments (0) Post Comment

No comment available yet!