Related items based on your search keywords will be listed here.

Home>For Jobseeker > Workplace Culture dan Tipe Workplace Culture
For Jobseeker

Workplace Culture dan Tipe Workplace Culture

Karina

November 27 • 6 min read

Dalam setiap kehidupan manusia, di mana pun mereka berada, pasti ada kultur dan nilai sosial yang dibawa dan dianut oleh masing-masing individu. Entah pada akhirnya kultur itu akan berbaur atau akan mempengaruhi orang lain, kultur sudah menjadi bagian dalam kehidupan sosial manusia.

Tidak ada definisi yang pasti tentang budaya. Kultur merupakan kata yang memiliki konsep luas dan sulit untuk didefinisikan. Begitu pula dengan workplace culture atau budaya kerja–tidak ada definisi yang baku untuk menjelaskan apa itu workplace culture.

Menurut Investopediaworkplace culture (budaya kerja), yang memiliki nama lain corporate culture (budaya kerja korporasi), organizational culture (budaya kerja organisasi), atau company culture (budaya kerja perusahaan), merujuk pada sistem kepercayaan dan tingkah laku yang menentukan bagaimana pekerja dan manajemen dari sebuah perusahaan berinteraksi dan menangani segala situasi di luar transaksi bisnis. Workplace culture atau budaya kerja biasa terbentuk dan berkembang secara alami dari waktu ke waktu sebagai hasil dari interaksi pekerja yang ada di dalamnya.

Mudahnya, budaya kerja adalah kultur atau budaya yang terbentuk dari interaksi para pekerja setiap harinya, nilai-nilai yang mereka anut dalam bekerja dan berinteraksi, serta keputusan yang dibuat dari para pekerja, yang pada akhirnya mencerminkan perusahaan tersebut.

Terdapat empat tipe workplace culture yang memiliki perbedaan satu sama lain:

1. Clan Culture

Clan culture merupakan budaya kerja yang mengutamakan rasa kekeluargaan, di mana seluruh pandangan, nilai, dan pendapat diterima secara terbuka. Clan culture memiliki nuansa yang friendly, kolaboratif, dan sering kali para pekerja dianggap sebagai sebuah keluarga besar oleh manajemen. Keuntungan memiliki clan culture sebagai budaya kerja Anda adalah:

  • Produktivitas pekerja dan perusahaan dapat bertumbuh secara konsisten
  • Komunikasi dan transparansi dalam mengekspresikan pendapat dan ide
  • Pekerja merasa diapresiasi serta kritik yang diberikan bertujuan untuk membangun tanpa menyakiti perasaan pekerja

2. Adhocracy Culture

Adhocracy culture merupakan budaya kerja yang mengedepankan pengambilan resiko. Biasa pekerja dari perusahaan merupakan orang-orang yang inovatif juga kreatif dalam pendekatannya, selain itu mereka juga suka dengan tantangan, mengambil resiko dan berani untuk memutus asumsi-asumsi tradisional mengenai pengambilan keputusan sebuah perusahaan. Keuntungan memiliki adhocracy culture sebagai budaya kerja Anda adalah:

  • Berbagi komitmen yang sama mengenai inovasi dalam berbagai level dalam perusahaan
  • Kompetitif dalam pasar
  • Lingkungan kerja siap untuk menerima ide–sekalipun out of the box.

3. Market Culture

Market culture adalah budaya kerja yang berpatokan pada hasil, berorientasi pada pasar, dan menjunjung tinggi nilai kompetitif. Market culture diterapkan untuk perusahaan yang berorientasi pada hasil dan kerja keras untuk mendapat keuntungan maksimal. Market culture biasa terdapat pada perusahaan-perusahaan besar, di mana pemimpin perusahaan memiliki ekspektasi dan standar yang tinggi bagi semua pekerjanya. Performa setiap pekerja selalu termonitor, dan terdapat reward serta hukuman bagi pekerja yang tidak dapat memenuhi target. Menyelesaikan pekerjaan dan mencapai target merupakan kunci utama dari market culture. Keuntungan dari penerapan market culture dalam budaya kerja Anda adalah:

  • Jika target tidak tercapai, pekerja harus mencari cara lain untuk mencapainya
  • Pekerja selalu didorong untuk memberikan yang terbaik dan biasa terinspirasi dari pemimpinnya
  • Mereka selalu siap untuk beradaptasi pada perubahan pasar untuk terus meraih keuntungan dan menjadi yang terdepan di pasar

4. Hierarchy Culture

Hierarchy culture merupakan budaya kerja yang menerapkan struktur kepemimpinan serta formalitas dalam setiap kegiatannya. Tujuannya untuk menjaga agar perusahaan tetap berjalan mulus sebagaimana seharusnya. Aturan serta kebijakan menjadi dasar utama dari hierarchy culture. Perusahaan yang menerapkan budaya kerja ini biasa menginginkan resolusi jangka panjang, serta hasil yang stabil dalam lingkungan kerja. Keuntungan menerapkan hierarchy culture adalah:

  • Pekerja merasa nyaman dan aman untuk bekerja pada perusahaan dengan budaya kerja seperti ini. Gaji dibayar tepat waktu, dan pekerja tidak perlu khawatir akan jabatan mereka untuk waktu yang lama
  • Setiap promosi jabatan memiliki reward dan status yang lebih eksklusif dan membuat pekerja menjadi termotivasi
  • Jabatan diraih karena kerja keras dan usaha yang dilakukan pekerja sesuai dengan jabatannya.

employer-branding-activation-tidak-sekadar-jadi-perancang-acara-1

Artikel ini dilansir dari ForbesInvestopedia, dan Vantage Circle

Share Via:

About The Writer

Hello, my name is Karina and I work as a freelance contributor at Kalibrr. I enjoy reading self-improvement books and working out. More about Karina

Comments (0) Post Comment

No comment available yet!