Item terkait berdasarkan kata kunci pencarian Anda akan dicantumkan di sini.

Beranda>For Employer > Filosofi Perekrutan Menurut Pendiri Raksasa Teknologi Apple, Steve Jobs
For Employer

Filosofi Perekrutan Menurut Pendiri Raksasa Teknologi Apple, Steve Jobs

Karina

Oktober 03 • 3 menit membaca

Anda pengguna produk Apple? Jika iya, pastinya tidak asing dengan nama seorang Steve Jobs bukan?

Steven Paul Jobs adalah seorang tokoh bisnis Amerika, perancang industri, investor, dan pemilik media yang merupakan Chief Executive Officer (CEO), dan salah satu pendiri Apple Inc. Selain itu Steve jobs juga ialah serang pemegang saham mayoritas Pixar, anggota dewan direksi The Walt Disney Company, pendiri, ketua, dan CEO NeXT dan juga diakui sebagai pelopor revolusi komputer pribadi tahun 1970-an dan 1980-an, bersama dengan mitra bisnis awalnya dan sesama pendiri Apple, Steve Wozniak.

Sayangnya di tahun 2011, Jobs meninggal karena penyakit yang dideritanya yaitu komplikasi kanker pankreas. Saat membangun Apple Inc, Steve Jobs tentunya ingin membuat Apple menjadi perusahaan sukses hingga akhirnya ia pun ingin merekrut orang – orang “profesional” yang dianggap dapat membantu perkembangan perusahaan. Tapi sayangnya keinginannya tersebut tidak sesuai dengan rencana, setelah mempekerjakan dua orang “profesional management” Steve Jobs lantas memecat mereka.

Kejadian tersebut pun diceritakan Steve Jobs dalam sebuah video yang baru – baru ini dimuat kemabli oleh Quartz at Work. Jobs menceritakan bagaimana ia merasa gagal dalam merekrut orang – orang yang pada akhirnya menyadarkannya akan apa yang seharusnya dia cari dalam diri kandidat.  Jobs mengatakan bahwa dia mulai mencari kualitas yang berbeda yaitu gairah atau passionate dari seorang kandidat.

“Kami menginginkan orang-orang yang sangat hebat dalam apa yang mereka lakukan, tetapi belum tentu profesional berpengalaman,” jelasnya. “Tetapi siapa yang memiliki pemahaman terbaru tentang di mana teknologi berada dan apa yang dapat mereka lakukan dengan teknologi itu.”

Jobs juga berkata bahwa ia tidak peduli seberapa “menarik” resume seseorang, atau di perusahaan mana mereka sebelumnya. Jobs lebih menginginkan seorang “problem solver” yang bersemangat. Menurutnya, karyawan hebat tidak perlu dikelola. Jika mereka bersemangat, cerdas, dan cukup terdorong, mereka dapat mengatur diri mereka sendiri. Tetapi mereka perlu memahami dengan baik visi serta value perusahaan, di situlah peran “manajemen” masuk.

CTA-contact-us

Artikel dilansir dari Inc dan Qz.com.

Bagikan via:

Tentang Penulis

Hello, my name is Karina and I work as a freelance contributor at Kalibrr. I enjoy reading self-improvement books and working out. Lebih Lanjut Karina

Komentar (0) Kirim Komentar

Belum ada komentar yang tersedia!