Ide Pertanyaan Survei untuk Ukur Keberhasilan Employee Experience
Dalam beberapa tahun terakhir, employee experience menjadi program yang cukup populer di kalangan HR dan manajemen perusahaan. Di mesin pencari Google saja, ketika Anda mengetik kata “employee experience”, hasil yang muncul sebanyak 620 juta hasil. Banyak yang menilai, employee experience masih akan menjadi tren HR untuk beberapa tahun ke depan.
Dalam studi yang digelar oleh IBM Smarter Workforce Institute, mengatakan bahwa perusahaan yang melaksanakan dan menerapkan employee experience, bisa menghasilkan keuntungan tiga kali lipat dari biasanya.
Employee experience yang diterapkan dengan baik dapat menghasilkan pekerja yang energik, engaged dengan customer dan rekan kerjanya, serta dapat melayani customer atau klien lebih baik lagi. Employee experience merupakan awal dari customer experience yang lebih baik.
Tapi, tentu saja, setiap kegiatan atau program yang diselenggarakan oleh HR dan manajemen harus memiliki tolak ukur untuk mengukur kesuksesan dan efektivitasnya.
Menurut Dr. Wilmar Schaufeli, seorang profesor jurusan Work and Organizational Psychology dari Universitas Utrecht, menyebut bahwa terdapat tiga poin utama yang harus diukur dari employee experience, yaitu: semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan absorption. Ketiga hal ini penting untuk mengerti bagaimana pekerja menerjemahkan employee experience yang didapatkan dari perusahaan.
Mengukur efektivitas dan keberhasilan dari employee experience memang tidak mudah. Namanya experience–alias pengalaman–itu bersifat subjektif. Bagi sebuah tim, bisa saja mereka merasa pengalaman bekerja yang mereka miliki sudah baik dan terasa positif. Namun, bagi tim lainnya, pengalaman bekerja mereka bisa tidak sebaik dan sepositif tim yang satu lagi.
Sebagai pertimbangan dalam mengukur efektivitas dan keberhasilan dari employee experience, berikut Kalibrr sudah merangkum poin-poin yang dapat dijadikan tolak ukur employee experience metrics:
TOPICS
1. Semangat (vigor)
Semangat merupakan energi yang dapat diinvestasikan pekerja dalam pekerjaan mereka. Semangat merupakan modal utama untuk bertahan ketika situasi pekerjaan sedang mengalami masa sulit.
Jika HR dan manajemen ingin melakukan survei tentang employee experience dan mengukur tingkat semangat pekerja akan pekerjaan mereka, pertanyaan ini bisa digunakan untuk survei:
- Apakah Anda berharap untuk datang bekerja setiap hari?
- Apakah Anda merasa bersemangat dan terinspirasi oleh pekerjaan yang dilakukan setiap harinya?
- Apakah Anda yakin pekerjaan dapat bantu Anda mencapai tujuan karir pribadi Anda?
2. Absorption
Absorption adalah tentang kekuatan yang terwujud akibat rasa semangat pekerja dalam pekerjaan sehari-hari. Absorption adalah tentang mencintai pekerjaan dan melakukan pekerjaan sepenuh hati, tanpa bersungut-sungut.
Dalam survei employee experience, HR dan manajemen dapat memilih pertanyaan dengan pilihan benar atau salah seperti:
- Benar atau Salah: Saat saya menjalankan tanggung jawab pekerjaan, waktu berlalu dengan cepat
- Benar atau Salah: Ada banyak bagian pekerjaan yang terasa asyik ketika dikerjakan
3. Dedikasi (dedication)
Dedikasi merupakan komitmen jangka panjang dan kebanggaan atas pekerjaan yang dilakoni di perusahaan. Dedikasi mengukur bagaimana emosi dan tindakan pekerja dapat bertahan dari waktu ke waktu di perusahaan tertentu.
Dalam survei employee experience, HR dan manajemen dapat menggunakan pertanyaan sebagai berikut:
- Jika Anda ditawari pekerjaan serupa dengan gaji dan tunjangan serupa, seberapa besar kemungkinan Anda akan pindah?
- Apakah menurut Anda, Anda akan bekerja di perusahaan ini > 6 bulan?
4. Budaya kerja (work culture)
Pekerja tidak dapat menghasilkan rasa semangat dan memberikan dedikasi terbaiknya jika tidak didukung oleh budaya kerja yang kuat dan positif. Budaya kerja yang positif dan kuat dapat menumbuhkan kemudahan untuk beradaptasi dan terikat dengan suatu perusahaan atau organisasi lebih dalam lagi.
Dalam survei employee experience, HR dan manajemen dapat menggunakan pertanyaan sebagai berikut untuk mengukur dampak budaya kerja terhadap pekerja:
- Apakah Anda merasa didukung oleh manajer dan rekan dan senior dalam melakukan pekerjaan?
- Apakah Anda tetap memiliki kendali untuk melakukan pekerjaan Anda dengan percaya diri dan baik?
- Apakah perusahaan memiliki nilai-nilai yang mendukung Anda dalam bekerja?
5. Orientasi kepada customer
Employee experience yang sukses dapat mendorong kepuasan customer atau klien lebih baik lagi. HR dan manajemen harus bisa memastikan bahwa employee experience akan bermuara menjadi customer satisfaction.
Berikut merupakan pertanyaan yang dapat diselipkan HR dan manajemen untuk mengukur dampak keberhasilan employee experience terhadap customer satisfaction: Dalam skala 1-5, dengan nilai 5 merupakan dedikasi tertinggi, ukur dedikasi Anda terhadap:
- Perusahaan
- Anggota tim
- Diri Anda
- Customer/klien
Dalam mengukur efektivitas dan keberhasilan employee experience, HR dan manajemen juga harus mengambil data sebanyak mungkin dari pekerja, juga dari berbagai aspek lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi efektivitas dan produktivitas pekerja.
Employee experience yang tepat dan memenuhi kelima poin di atas dapat menjadi acuan bagi HR dan manajemen untuk menginvestasikan lebih lagi employee experience yang dimiliki atau mempertahankan employee experience yang diterapkan sekarang. Selain itu, acuan ini juga bermanfaat agar HR dan manajemen dapat memenuhi kebutuhan pekerja agar employee experience mereka terpenuhi.
Artikel ini dilansir dari Analytics in HR, Forbes, dan CMSWire.
No comment available yet!