Kenali Lebih Jauh Pengalaman Rekrutmen yang Baik
Proses rekrutmen yang baik akan selalu diingat oleh para kandidat yang sedang mencari kerja. Begitu pula dengan pengalaman kandidat dalam menemukan dan memproses aplikasi rekrutmen hingga interview dengan rekruter atau user. Semakin baik pengalaman mereka dalam proses pelamaran kerja, semakin tertarik juga mereka untuk menjadi bagian dari perusahaan dan jikalau mereka tidak lolos untuk menjadi pekerja di perusahaan tersebut, kandidat tidak akan segan untuk merekomendasikan perusahaan ke rekan mereka.
Sebelum melangkah lebih jauh membahas tentang pengalaman rekrutmen, rekruter harus terlebih dahulu mengetahui apa itu pengalaman rekrutmen yang positif. Pengalaman rekrutmen yang baik merupakan persepsi yang diterima atau didapatkan oleh seorang calon kandidat yang memiliki prospek untuk menjadi pekerja di perusahaan. Perbedaan utama antara pengalaman rekrutmen yang baik dan candidate engagement terletak pada persepsi dan proses.
Candidate engagement berfokus pada proses engagement yang terus berulang antara perusahaan, rekruter, dan calon kandidat. Sedangkan pengalaman rekrutmen yang baik berfokus pada persepsi yang dihasilkan dari interaksi yang terjadi antara calon kandidat potensial dan rekruter terhadap proses rekrutmen yang dilakukan rekruter dan perusahaan. Proses rekrutmen ini dimulai dari pencarian lowongan kerja yang dilakukan calon kandidat, proses aplikasi lamaran kerja, interview dengan rekruter, atau bahkan hingga proses onboarding.
Pengalaman rekrutmen yang baik berkaitan erat dengan employer branding sebuah perusahaan. Pengalaman rekrutmen yang baik dapat meningkatkan awareness calon kandidat terhadap sebuah perusahaan dan rekruter dan dapat meningkatkan talent pool milik rekruter.
Ada tiga kunci penting yang harus diperhatikan setiap perusahaan dan rekruter saat melakukan proses rekrutmen yang baik agar menghasilkan pengalaman rekrutmen yang baik bagi seorang kandidat potensial:
TOPICS
1. Komunikasi
Komunikasi menjadi kunci pertama dan penting untuk dilakukan oleh seorang rekruter yang menjadi wakil dari perusahaan untuk calon kandidat pekerjanya. Rekruter harus bisa menyampaikan penjelasan tentang proses perekrutan yang ada di perusahaan. Rekruter juga harus bisa transparan akan proses perekrutan ini. Pastikan, setelah rekruter menemukan kandidat yang bisa dilanjutkan ke proses perekrutan selanjutnya, rekruter bisa terus membina dan menjalin komunikasi dengan kandidat.
2. Proses wawancara
Untuk memastikan kandidat diperlakukan secara baik, diperlukan kerja sama antara rekruter dan user yang akan melakukan proses wawancara terhadap kandidat. Rekruter dan user harus memberi garis batas yang jelas dalam menyampaikan kebutuhan perusahaan dan berikan ruang bagi kandidat untuk mengutarakan harapannya juga terhadap perusahaan. Bantu kandidat untuk merasa “penting” dalam proses wawancara ini.
3. Follow-up
Tidak peduli hasil akhir dari interview, rekruter harus follow-up kabar mengenai proses aplikasi kerja ini kepada kandidat. Berikan informasi sejujurnya dan seterbuka mungkin kepada kandidat, walaupun informasi tersebut adalah kabar yang kurang menyenangkan, seperti kandidat belum tepat untuk mengisi posisi yang kosong di perusahaan. Penting untuk memberikan kabar lanjutan mengenai proses rekrutmen kandidat untuk memaksimalkan pengalaman rekrutmen yang baik dan berkesan positif untuk kandidat.
Hal penting lainnya yang harus diingat dan diterapkan oleh setiap rekruter dan perusahaan adalah pengalaman rekrutmen yang baik berasal dari penyampaian pesan employer brand yang baik pula dari perusahaan. Employer brand di sini dapat menentukan keberhasilan rekruter dan perusahaan dalam mencari dan mengakuisisi kandidat-kandidat berkualitas serta memiliki kompetensi di bidangnya.
Namun, bagaimana cara membangun employer brand yang dapat meningkatkan awareness calon-calon kandidat berkualitas? Temukan jawabannya dalam artikel ini.
Artikel ini dilansir dari Forbes, Smart Recruiters, dan Ideal.
Belum ada komentar yang tersedia!