Related items based on your search keywords will be listed here.

Home>For Jobseeker > Scale Up Your Career January 2019, The Winning Mindset: Kenali Tips Berikut untuk Mencapai Suksesmu!
For Jobseeker

Scale Up Your Career January 2019, The Winning Mindset: Kenali Tips Berikut untuk Mencapai Suksesmu!

Karina

January 28 • 10 min read

“Believe in what you’re doing and if you do that you’ll be grateful”

Sanuk Tandon – Managing DIrector of Kalibrr Indonesia

 

Pada 24 Januari 2019, Kalibrr kembali mengadakan Scale Up Your Career, sebuah acara kumpul-kumpul eksklusif untuk pengguna Kalibrr Indonesia. Rangkaian acara ini bertujuan untuk mendukung para generasi muda Indonesia dalam meraih sukses dan karir impian mereka, dan juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengembangkan jaringan profesionalnya.

Dalam Scale Up Your Career kali ini, Kalibrr mengundang Ibu Lena Setiawati, selaku Executive Vice President of Learning & Development dari Bank Central Asia dan Sanuk Tandon, selaku Managing Director dari Kalibrr Indonesia untuk bincang-bincang mengenai kesuksesan. Tim Kalibrr merangkum topik ini dalam satu pertanyaan; bagaimana kita membentuk pola pikir yang berorientasi pada kesuksesan pribadi dan karir?

Success: A Work in Progress

“Sukses itu sebenarnya tentang feeling.ujar Sanuk. Bagi beliau, sukses itu sebenarnya dapat kita definisikan, dan bagaimana kita memberi definisi sukses itu tidak lebih dari sebuah pilihan. “Sukses bisa berada dibalik kesempatan yang tidak bisa kita dapatkan, baik dalam hal besar maupun kecil, yang bahkan sampai terlihat sepele. Di malam ini pun kita bisa berkumpul untuk melakukan acara ini merupakan sebuah kesuksesan.”

Ibu Lena pun setuju pada pendapat bapak Sanuk. Beliau melanjutkan definisi sukses itu melalui pertanyaan selanjutnya tentang work-life balance. Bagi Ibu Lena, keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi itu tidak semudah mengatur timbangan. “Kembali lagi, pilihan jadi faktor yang penting. Dalam satu waktu, kita tidak bisa mengerjakan semua hal.” beliau melanjutkan, bahwa akan ada waktunya seakan pekerjaan tidak berhenti-henti, dan banyak hal datang di waktu yang sama. Di saat itu, tutur ibu Lena, adalah waktu untuk kita menjadi bijak untuk memilih dan memprioritaskan hal-hal yang berharga dalam hidup.

Selain memilih dengan bijak, meraih kesuksesan juga didukung dengan sebuah pola pikir: “Kita harus percaya dengan apa yang kita lakukan”. Sanuk bercerita tentang awal mula ia bergabung dengan Kalibrr, alasannya karena ia percaya dengan visi Kalibrr. Banyak platform yang tidak bisa memberikan fasilitas untuk berkembang, hanya sebatas menjadi tempat hosting CV. “VIsi Kalibrr untuk mengembangkan job hunting process menjadi lebih mempertimbangkan aspek di luar CV adalah hal yang membuat saya percaya pada bergabung pada Kalibrr adalah keputusan yang tepat.” Believe in what you’re doing and if you do that you’ll be grateful adalah prinsip yang dipegang teguh oleh Bapak Sanuk dalam perjalanan hidupnya.

Hidup Itu Seperti Mendaki Gunung

Ibu Lena mengibaratkan perjalanan hidup itu seperti mendaki gunung; sebuah gunung, pada awalnya, akan terlihat misterius, menakutkan. Seiring mendaki, kita akan mengenal perjalanan, dan semakin lama menambah pengalaman pribadi kita. Pengalaman-pengalaman itu, dengan sendirinya, akan membuatmu tahu kalau gunung yang kita daki itu tidak misterius. “Yang paling penting dari anak muda seperti kalian adalah punya arahan tentang apa yang akan kalian lakukan dalam satu hingga tiga tahun ke depan. Juga dalam perjalanan itu, kita tidak boleh berhenti belajar.

Ibu Lena yakin bahwa orang sukses adalah orang yang positif. Menjadi negatif, bagi Ibu Lena, berarti hanya bisa kritik bukannya berpikir untuk mencari solusi dari sebuah masalah. “Lead life positively, even in the hardest of times; Karena apapun sudut pandang kalian, hal itu akan menyebar ke semua orang di sekitar kalian.”

Punya standar yang tinggi di tempat kerja juga sudah menjadi keharusan. “Kalau ada yang bisa menghasilkan 50, kenapa kita harus berhenti di 30?” Ibu Lena melihat pentingnya optimal dalam setiap pekerjaan kita. Gigih—dalam bahasa Inggris adalah persistentadalah sifat yang penting untuk kita miliki. Gigih berarti kita tetap belajar dan tahu kapan kita harus bersikap.

Partisipan-SUYC-2

 

Baik ibu Lena dan Sanuk memiliki pengalaman mereka tersendiri dalam perjalanan sukses mereka. “Pola pikir yang sudah kami katakan sebelumnya ini, bagi saya sebenarnya akan berkembang seiring dengan waktu dan pembelajaran kita.” ucap Sanuk.

Menyambung dari kata belajar, Ibu Lena juga menimpali bahwa ilmu dan pelajaran akan paling berkesan saat kita melakukan kesalahan. Dalam setiap kesalahan yang kita perbuat, kemampuan, kesadaran, dan pribadi kamu akan benar-benar diuji. Belajar dari diri sendiri, atau dari orang lain. Waktu-waktu reflection dan problem solving itu penting.

Ibu Lena pun bercerita tantangan yang pernah beliau hadapi ketika harus bekerja dalam satu tim. “Proses switching dari sifat individual ke team-oriented itu sulit. Menggerakkan orang untuk bekerja bersama itu jauh lebih sulit ketimbang memotivasi sendiri.” Saat beliau berubah inilah perlunya dorongan motivasi. Motivasi, menurut ibu Lena, dapat dibuat atau berdasar dari motivasi riil yang berada di sekitar kita. Dalam kasus mengubah pola pikir individualis ke tim, merupakan momen memotivasi diri sendiri.

Motivasi ini penting untuk kita dapat menghadapi tantangan lain seperti memahami partner kerja kita untuk mencari titik temu agar bisa menyelesaikan pekerjaan bersama-sama. Belajar melakukan sesuatu seperti skill itu hanya masalah waktu dan kegigihan diri. Kita bisa negosiasi pada diri sendiri dengan mudahnya untuk mencapai tujuan tertentu; yang dimana, berbeda dengan mengatur hubungan dengan orang lain yang kadang tidak terukur.

Partisipan-SUYC-3

Bukan Sok Sibuk, Tapi Bikin Waktu Lebih Optimal

Di zaman sekarang, ada pemikiran bahwa seiring kita semakin sibuk, artinya kita semakin produktif. Menurut Bapak Sanuk, ini adalah pemikiran yang salah. Berkaca dari ilmu ekonomi yang mendasar, Law of Diminishing Returns. Akan ada titik produksi optimal antara faktor produksi kita dengan faktor lainnya. Melewati titik optimal ini, maka pendapatan kita justru malah akan menurun. “Hal ini sebenarnya dapat diaplikasikan ke bidang lain. Misalnya, bekerja 14 jam mungkin bukanlah titik optimal dari produksi kita. Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang harus kita ukur secara individual, dan kembali lagi, ini pentingnya belajar agar kita tahu sampai di mana titik optimal kita.” pungkas Bapak Sanuk.

Partisipan-SUYC-4

Acara bincang-bincang pun berakhir dan dilanjutkan oleh workshop yang dibawakan oleh tim Learning & Development BCA. Para partisipan diajak untuk menuliskan resolusinya tahun ini dan diajak untuk mengembangkan resolusi itu agar dapat terealisasi sepanjang tahun ini. Setelah itu, acara ditutup dengan makan-makan bersama di Community Area WeWork.

Partisipan-SUYC-5

Terima kasih untuk pihak BCA dan para partisipan sekalian! Sampai jumpa di acara Scale Up Your Career selanjutnya, ya! Buat kalian yang mau tahu lebih lanjut mengenai kesempatan berkarir di BCA, jangan lupa untuk cek kesempatan berkarir kalian disini https://kalibrr.me/BCA

Share Via:

About The Writer

Hello, my name is Karina and I work as a freelance contributor at Kalibrr. I enjoy reading self-improvement books and working out. More about Karina

Comments (0) Post Comment

No comment available yet!