Pentingnya Kesehatan Mental Pekerja
Di tengah kepanikan dunia dalam memerangi pandemi virus COVID-19, banyak orang yang menjadi abai terhadap kesehatan mentalnya. Padahal, merebaknya COVID-19 telah terbukti meningkatkan angka penderita masalah kesehatan mental. Sebut saja, di Indonesia sendiri ditemukan kenaikan penderita depresi sebesar 7 persen, begitu pula dengan penderita post traumatic disorder (PTSD) yang naik dari yang sebelumnya 4 persen kini menjadi 41 persen sejak pandemi. Sulitnya akses terhadap informasi dan stigma negatif mengenai kesehatan mental menambah apatis masyarakat akan pentingnya kesehatan mental.
Padahal, kesehatan mental kini sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Tanpa adanya mental yang sehat, tidak ada sehat jasmani. Begitu pentingnya kesehatan mental, setiap tanggal 10 Oktober, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan masyarakat dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, dengan tema yang berbeda tiap tahunnya sejak tahun 1996. Tahun ini, WHO menetapkan tema “Move for Mental Health: Let’s Invest!”.
Sebagai human resource, juga merupakan salah satu tugas utama untuk menjaga dan memastikan para pekerja sehat jasmani dan sehat mental. Banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh human resource dan perusahaan jika pekerja sehat mental, antara lain:
- Meningkatkan produktivitas
Sebuah penelitian yang dilansir di US National Library of Medicine National Institutes of Health mengatakan bahwa 86 persen pekerja yang mengalami depresi dan mendapatkan penanganan yang tepat dari perusahaannya, berhasil meningkatkan produktivitasnya di perusahaan. Sementara itu, pekerja juga dapat mengurangi kemungkinan untuk absen tanpa alasan yang jelas
2. Meningkatkan retensi
Penelitian yang sama mengatakan, dari 1.500 pekerja yang disurvei, 59 persen dari mereka mengatakan akan resign dari pekerjaan mereka jika tidak diberi dukungan kesehatan mental yang memadai.
3. Mengurangi penyakit fisik
Dengan menjaga kesehatan mental pekerja, itu sama dengan menjaga mereka dari penyakit kardiovaskuler dan penyakit metabolisme tubuh yang biasanya menyerang dewasa yang kesehatan mentalnya tidak terjaga.
Memang sulit untuk menjaga dan mendukung kesehatan mental pekerja di tengah pandemi seperti ini, apalagi para human resource pun tidak dapat bertemu langsung dengan pekerjanya. Namun, beberapa cara ini bisa dilakukan agar kesehatan mental pekerja tetap terjaga walaupun jarak memisahkan para human resource dari pekerjanya:
- Manfaatkan teknologi
Berikan pekerja akses ke program kesehatan mental virtual, seperti konselor online, meditasi online, atau buat sesi webinar tentang edukasi betapa pentingnya kesehatan mental.
2. Kurangi stigma
Stigma buruk masalah kesehatan mental memang menyulitkan pekerja untuk terbuka mengenai kesehatan mental. Coba untuk membuka obrolan dengan pekerja mengenai pentingnya kesehatan mental dan informasikan kemana mereka harus mencari bantuan jika diperlukan.
3. Komunikasi adalah Kunci
HR bisa membuat regular check-in untuk terus berkomunikasi dengan pekerja. Yakinkan pekerja bahwa HR bisa menjadi tempat mereka untuk berbagi keluh-kesah dan mencari bantuan kesehatan mental yang mereka butuhkan di masa sulit.
4. Asuransikan kesehatan mental
Masukkan akses ke program kesehatan mental dalam asuransi pekerja. Dengan begitu, mereka bisa lebih memperhatikan kesehatan mental dan mau mencari bantuan tenaga kesehatan mental di kala mereka membutuhkan.
5. Empati
Ingatkan para pekerja untuk mengambil waktu istirahat dari pekerjaan jika mereka sudah merasa lelah. Dukung mereka yang sedang mengalami masalah kesehatan mental
Belum ada komentar yang tersedia!